Santai sejenak (dok. pribadi) |
Beberapa
hari belakangan ini kondisi daerah sekitar Kalimantan Timur memang cukup panas
dan mulai berasap dibeberapa daerahnya, asap yang sudah mulai nampak beberapa
hari ini membuat mata perih ketika melakukan perjalanan, apalagi jika tidak
memakai pelindung yang lumayan bagus. Nafas agak terasa berat dan selalu merasa
haus. Biar pun kondisi masih seperti ini toh perjalanan rutin tetap harus dilakukan, karena ini adalah bagian dari tugas dan terjadwal tetap dalam setiap
minggunya.
Perjalanan sore ini masih sama rutenya seperti perjalanan yang kemarinnya, rutenya bahkan saya sampai hafal, posisi letak tikungan dan bahkan daerah mana saja yang agak rusak jalannya. Tempat persinggahan untuk istirahat pun selalu sama, kalau tidak warung di pingir jalan atau di spbu yang berada di beberapa titik jalan.
Spbu yang menjadi langganan ternyata tutup kantinnya, sudah sekitar semingguan ini kantin tersebut tutup. Saya malas mencari tahu mengapa kantin spbu tersebut tutup, karena itu bagian dari tanggung jawab manajemen pengelolanya. Spbu ini menjadi langganan saya karena selain spbu ini telah berusia cukup lama hampir semua karyawannya pun sudah tidak asing lagi wajahnya. Jika ada yang terasa asing bisa jadi dia adalah karyawan baru di spbu itu.
Spbu yang menjadi langganan ternyata tutup kantinnya, sudah sekitar semingguan ini kantin tersebut tutup. Saya malas mencari tahu mengapa kantin spbu tersebut tutup, karena itu bagian dari tanggung jawab manajemen pengelolanya. Spbu ini menjadi langganan saya karena selain spbu ini telah berusia cukup lama hampir semua karyawannya pun sudah tidak asing lagi wajahnya. Jika ada yang terasa asing bisa jadi dia adalah karyawan baru di spbu itu.
Warung
kai adalah opsi terbaik lainnya juga untuk singgah, posisinya berada di
pertengahan jalan antara Gunung tembak-Samarinda, selain berada di kisaran
pertengahan KM 50an, pemiliknya pun
sudah cukup kenal. Saya singgah sebentar untuk mendinginkan mesin motor sembari
menikmati segelas kopi hitam agak pahit dan sepotong roti kecil. Biasanya butuh
waktu 20-40 menit waktu yang saya sisihkan untuk beristirahat di warung-warung pingir
jalan selama ini. Bahkan kadang lebih jika saya menemui kawan yang asik buat mengobrol di warung yang saya singgahi, karena bagi saya ada nilai tersendiri
ketika bisa berkenalan dengan orang baru dan juga mendengarkan kisah-kisah mereka.
Toh pada dasarnya orang akan senang untuk didengarkan cerita perjalanan hidupnya
bahkan terkadang ada juga yang sampai menceritakan keluh kesahnya selama
hidupnya lalu ada pula yang sampai mengeluhkan kebijakan presiden, kadang aku cuma
tersenyum dan mencoba menjadi pendengar yang baik saja.
Oke
mari kita lanjut. Setelah santai sejenak
ngopi dan mengganjal isi perut dengan sepotong roti, perjalanan di lanjutkan
kembali. Tapi ketika dalam perjalanan pulang kali ini sepertinya pencernaan
saya bermasalah, beberapa hari ini memang pencernaan saya sedang mangalami sedikit
gangguan. Hal ini harus di tuntaskan, karena yang akan saya jumpai tinggal beberapa Km
lagi di depan. Kalau sudah seperti ini biasanya yang saya lakukan hanyalah berharap, berharap tekanan
dari dalam perut ini tidak terlalu kuat. Hehehe…
Motor
terparkir di tempat yang memang sudah disediakan tempatnya. Melepas semua
aksesori perlengkapan selama perjalan terus langsung ke kamar kecil yang berada
tepat di belakang gedung komplek spbu ini. Di komplek gedung spbu ini berderet bangunan seperti tempat karyawan, minimarket, kafe serta tempat ibadah bagi konsumen spbu maupun para pejalan yang hendak
singgah untuk istirahat, ibadah atau pun lainnya, seperti saya kali ini.
Masuk
ke dalam minimarket untuk membeli dua botol air dalam kemasan kemudian satu
botolnya saya berikan kepada pakle salome yang berada di dekat saya duduk, terima dengan senyuman sambil mengucapkan terimakasih. Dalam perjalan tidak
jarang juga kita mendapatkan hal yang sama, selain mendapatkan teman ngobrol tak jarang teman ngobrol tersebut yang akan membayarkan segelas kopi yang kita minum.
Saling membeli juga saling membelikan, sebenarnya sama aja ini kalimatnya.
Pakle
penjual salome ini menjadi teman mengobrol singkat saya kali ini, apakah
karena sebotol air mineral sehingga dia mau mengobrol dengan saya atau kah dia
pikir dari pada dia sendiri sambil menunggu orang singgah di spbu dan membeli
dagangannya. Selain menanyakan soal asap selama kita mengobrol santai dia
membahas soal perpindahan ibukota, lalu menceritakan bahwa dia mempunyai sebidang tanah yang cukup
untuk membuat sebuah rumah di daerah yang diisukan akan menjadi ibukota
tersebut. Sesekali dia tersenyum dan mengatakan sebuah penyesalan ketika dulu
kala pernah ditawari sebidang tanah ukuran yang cukup luas dengan harga
yang masih sangat murah di saat itu.
Ibukota
baru, memang isu ini menjadi top trending.
Setelah Presiden mengumumkan rencana pemindahan ibukota pemerintahan ke Kalimantan Timur, otomatis pembahasan warga sekitar sini berkisar diisu pemindahan ibukota dan juga jual beli tanah pastinya. Beberapa issue yang berkembang bahkan menjadi liar
soal naiknya harga tanah yang sangat tinggi, menjamurnya makelar tanah yang
masuk ke daerah-daerah yang disebut-sebut sebagai pusat ibukota pemerintahan baru nantinya, bahkan sampai menggosipkan masalah penggundulan
hutan bahkan sampai isu tenaga kerja ketika proyek pemindahan ibukota benar-benar
terwujud.
Kesimpulannya
dia merasa senang-senang saja dengan rencana pemindahan ibukota pemerintahan ke
Kalimantan Timur ini, akan ada banyak peluang kelak yang bisa di dapatkan dari
hal tersebut. Dan akhirnya saya pun mohon izin dan menyudahi obralan yang tak
begitu lama ini, karena melihat jam sudah melewati pukul 20:an.
Terimakasih pakle salome untuk obrolan
singkat kali ini, bisa jadi besok-besok akan kembali bertemu dengannya jika
saya kelak singgah di spbu ini, karena biasanya dia berjualan saat hari mulai
malam sampai spbu ini tutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar